Minggu, 20 November 2011

Ajakan Pak Mario Teguh


 Persiapkan bekal dan diri anda



Sedikit Beri Motivasi Kepada Diri Anda sendiri

Lalu......!!!!!!!
Adik-adik saya yang muda dan baik hatinya,

Janganlah merasa santai dalam memboroskan waktu karena merasa hidup Anda masih panjang.

Tugas Anda adalah berhasil semuda mungkin.

Orang yang santai saat muda karena berencana untuk bekerja keras saat tua, akan tetap bekerja keras sampai masa tua yang seharusnya sudah damai.

Anda masih muda, segar, kuat, dan berstamina baik sekarang; gunakanlah kemudaan Anda untuk bekerja keras.

Apakah cerdas, orang yang berencana untuk bekerja keras saat tua dan lemah?

Bekerja keras itu harus, jika tidak sekarang, nanti di masa tua yang renta.

Rajinlah, dan berhasillah semuda mungkin.

Mario Teguh - Loving you all as always

Jumat, 18 November 2011

KARTU PENDAFTARAN SISWA BARU LEMBAGA PENDIDIKAN AMANAH OKI

Kantu Pendaftaran Siswa Baru Lembaga Pendidikan Amanah OKI
Bertujuan untuk mengetahui IDENTITAS siswa

KARTU BULANAN LEMBAGA PENDIDIKAN AMANAH OKI

Lembaga Pendidikan Amanah OKI Sejak saat berdirinya sudah menerapkan sistem pebayaran bulanan, yang bertujuan memberi keringanan kepada siswa-siswanya, dengan demikian LPA mengeluarkan kartu bayaran untuk pencatatan aminitrasi siswa, lembaga pendidikan amanah mengeluarkan kartu bayaran bulanan setiap semesternya. 

Biaya bulanan akan disesuaikan dengan kondisi yang sedang berlangsung, jika ada kebanyakan hari libur maka akan ada potongan dengan cara biaya bulanan dibagi jumlah pertemuan penuh tiap bulannya dikali dengan jumlah masuknya... Jika liburnya dikarenakan izin siswa tidak ada hal demikian.

Selasa, 15 November 2011

FOTO Lembaga Pendidikan Amanah OKI

 NOTEBOOK SEBAGAI PENUNJANG BELAJAR ILMU KOMPUTER


FASILITAS KOMPUTER MONITOR

PAPAN NAMA LPA DI DABUK REJO
FASILITAS BELAJAR KOMPUTER LCD

LEMBAGA PENDIDIKAN AMANAH OKI (Paku Dan Amarah)

Kisah berikut ini begitu berkesan. Saya mendapatkannya semasa kuliah beberapa tahun silam. Alhamdulillah, marilah kita belajar dari paku
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah-marah tersebut, sang ayah memberikannya sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu telah memakukan 30 paku ke pagar setiap kali dia marah... memang terkenal temperamen, sampai-sampai sehari saja sudah 30 kali marah-marah. Hari berganti hari jumlah yang ia pakukan berkurang. Sang anak merasakan capek dan lelah ketika harus memakukan paku-paku saat marah.

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa bisa mengendalikan amarahnya dan lebih bisa bersabar. Dia memberitahukan kabar baik ini kepada sang ayah dengan malu-malu.

Sang ayah pun tersenyum puas. Namun ia meminta anaknya untuk mencabut satu paku setiap hari ketika ia tidak marah. Hari-hari berlalu dan anak laki-lakinya telah berhasil mencabut semua paku.

Sang ayah lalu menuntun anaknya ke pagar.
“Kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu akan meninggalkan bekas di hati orang lain seperti lubang-lubang ini.”
Semoga kita bisa belajar dari kisah ini. Ketika kita marah atau menyakiti orang lain, tidak peduli berapa kali kita meminta maaf. Luka itu akan tetap ada... Maka, tidak ada ruginya banyak-banyak berbuat baik dan berhenti marah-marah apalagi menyakiti orang lain.:(http://imampriestian.blogspot.com/)

INGAT AMARAH AKHIRNYA ADALAH GELISAH DAN PENYESALAN... 

Sabtu, 05 November 2011

LEMBAGA PENDIDIKAN AMANAH OKI (SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1432H)

Idul Adha dan peristiwa kurban yang setiap tahun dirayakan umat muslim di dunia seharusnya tak lagi dimaknai sebatas proses ritual, tetapi juga diletakkan dalam konteks peneguhan nilai-nilai kemanusiaan dan spirit keadilan, sebagaimana pesan tekstual utama agama.

Kurban dalam bahasa Arab sendiri disebut dengan qurbah yang berarti mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ritual Idul Adha itu terdapat apa yang biasa disebut udlhiyah (penyembelihan hewan kurban). Pada hari itu kita menyembelih hewan tertentu, seperti domba, sapi, atau kerbau, guna memenuhi panggilan Tuhan.
Idul Adha juga merupakan refleksi atas catatan sejarah perjalanan kebajikan manusia masa lampau, untuk mengenang perjuangan monoteistik dan humanistik yang ditorehkan Nabi Ibrahim. Idul Adha bermakna keteladanan Ibrahim yang mampu mentransformasi pesan keagamaan ke aksi nyata perjuangan kemanusiaan.

alam konteks ini, mimpi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, Ismail, merupakan sebuah ujian Tuhan, sekaligus perjuangan maha berat seorang Nabi yang diperintah oleh Tuhannya melalui malaikat Jibril untuk mengurbankan anaknya. Peristiwa itu harus dimaknai sebagai pesan simbolik agama, yang menunjukkan ketakwaan, keikhlasan, dan kepasrahan seorang Ibrahim pada titah sang pencipta.
Bagi Ali Syari’ati (1997), ritual kurban bukan cuma bermakna bagaimana manusia mendekatkan diri kepada Tuhannya, akan tetapi juga mendekatkan diri kepada sesama, terutama mereka yang miskin dan terpinggirkan. Sementara bagi Jalaluddin Rakhmat (1995), ibadah kurban mencerminkan dengan tegas pesan solidaritas sosial Islam, mendekatkan diri kepada saudara-saudara kita yang kekurangan.
Dengan berkurban, kita mendekatkan diri kepada mereka yang fakir. Bila Anda memiliki kenikmatan, Anda wajib berbagi kenikmatan itu dengan orang lain. Bila Anda puasa, Anda akan merasa lapar seperti mereka yang miskin. Ibadah kurban mengajak mereka yang mustadh’afiin untuk merasakan kenyang seperti Anda.
Atas dasar spirit itu, peringatan Idul Adha dan ritus kurban memiliki tiga makna penting sekaligus. Pertama, makna ketakwaan manusia atas perintah sang Khalik. Kurban adalah simbol penyerahan diri manusia secara utuh kepada sang pencipta, sekalipun dalam bentuk pengurbanan seorang anak yang sangat kita kasihi.

Kedua, makna sosial, di mana Rasulullah melarang kaum mukmin mendekati orang-orang yang memiliki kelebihan rezeki, akan tetapi tidak menunaikan perintah kurban. Dalam konteks itu, Nabi bermaksud mendidik umatnya agar memiliki kepekaan dan solidaritas tinggi terhadap sesama. Kurban adalah media ritual, selain zakat, infak, dan sedekah yang disiapkan Islam untuk mengejewantahkan sikap kepekaaan sosial itu.
Ketiga, makna bahwa apa yang dikurbankan merupakan simbol dari sifat tamak dan kebinatangan yang ada dalam diri manusia seperti rakus, ambisius, suka menindas dan menyerang, cenderung tidak menghargai hukum dan norma-norma sosial menuju hidup yang hakiki.
Bagi Syari’ati, kisah penyembelihan Ismail, pada hakikatnya adalah refleksi dari kelemahkan iman, yang menghalangi kebajikan, yang membuat manusia menjadi egois sehingga manusia tuli terhadap panggilan Tuhan dan perintah kebenaran. Ismail adalah simbolisasi dari kelemahan manusia sebagai makhluk yang daif, gila hormat, haus pangkat, lapar kedudukan, dan nafsu berkuasa. Semua sifat daif itu harus disembelih atau dikorbankan.
Pengorbanan nyawa manusia dan harkat kemanusiaannya jelas tidak dibenarkan dalam ajaran Islam dan agama mana pun. Untuk itu, Ibrahim tampil menegakkan martabat kemanusiaan sebagai dasar bagi agama tauhid, yang kemudian dilanjutkan oleh Nabi Muhammad dalam ajaran Islam. Ali Syari’ati mengatakan Tuhan Ibrahim itu bukan Tuhan yang haus darah manusia, berbeda dengan tradisi masyarakat Arab saat itu, yang siap mengorbankan manusia sebagai “sesaji” para dewa.
Ritual kurban dalam Islam dapat dibaca sebagai pesan untuk memutus tradisi membunuh manusia demi “sesaji” Tuhan. Manusia, apa pun dalihnya, tidak dibenarkan dibunuh atau dikorbankan sekalipun dengan klaim kepentingan Tuhan. Lebih dari itu, pesan Iduladha (Kurban) juga ingin menegaskan dua hal penting yang terkandung dalam dimensi hidup manusia (hablun minannas).
Pertama, semangat ketauhidan, keesaan Tuhan yang tidak lagi mendiskriminasi ras, suku atau keyakinan manusia satu dengan manusia lainnya. Di dalam nilai ketauhidan itu, terkandung pesan pembebasan manusia dari penindasan manusia lainnya atas nama apa pun. Kedua, Idul Adha juga dapat diletakkan dalam konteks penegakan nilai-nilai kemanusiaan, seperti sikap adil, toleran, dan saling mengasihi tanpa dilatarbelakangi kepentingan-kepentingan di luar pesan profetis agama itu sendiri.
Masalahnya, spirit kemanusiaan yang seharusnya menjadi tujuan utama Islam, dalam banyak kasus tereduksi oleh ritualisme ibadah-mahdah. Seakan-akan agama hanya media bagi individu untuk berkomunikasi dengan Tuhannya, yang lepas dari kewajiban sosial-kemanusiaan. Keberagamaan yang terlalu teosentris dan sangat personal itu, pada akhirnya terbukti melahirkan berbagai problem sosial dan patologi kemanusiaan.

( http://ruanghati.com/2009/11/26/makna-kurban-selamat-hari-raya-idul-adha-1430-h/ )

Selasa, 01 November 2011

SAMBUTAN PENGELOLA LEMBAGA PENDIDIKAN AMANAH

LEMBAGA PENDIDIKAN AMANAH diresmikan pada tanggal 28 Juli 2010, LPA berdiri ditengan kesibukan pedesaan yang ada diwilayah kecamatan lempuing, tepatnya di Jl. Lintas Timur Desa Dabuk Rejo Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, LPA memiliki keinginan, maksud dan tujuan agar terciptanya pedesaan yang sadar dengan pendidikan serta memberikan, mengarahkan semua orang tua yang mempunyai rezki lebih untuk memfasilitasi anaknya untuk belajar, LPA juga ingin menyetarakan fasilitas pendidikan dikota dengan fasilitas pendidikan dipedesaan :

Adapun sebagai maksud dan tujuan didirikannya Lembaga Kursus ini adalah antara lain :

1.Sebagai wujud Amal Bhakti pada dan bagi bangsa Indonesia Tercinta.
2.      Membina warga belajar agar memiliki Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap Mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, belajar atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3.      Memberikan bakat Kemampuan berbahasa Inggris dan Komputer kepada warga belajar.
4.      Mengembangkan Ilmu dan Bakat bagi Instruktur Bahasa Inggris dan Komputer.
5.      Turut serta memajukan Daerah, khususnya dibidang Pendidikan dan Keterampilan.
6.      Membuka lapangan pekerjaan untuk lingkungan sekitar dan umum.
Kami mempunyai Motto "Learning to Achieve the Future" yang dimana kita semua mempunyai kewajiban mendidik dan peserta didik juga wajib menuntut ilmu karena menurut kami ILMU ADALAH INVESTASI MASA DEPAK KITA, dan kami yakin dengan ilmu kita akan hidup bahagia.....